Selasa, 27 September 2011

Guru adalah Refleksi Masa Depan Bangsa


                     
Teacher is Reflection of Nation Future
Guru: Refleksi Masa Depan Bangsa
Oleh
Ulfa Tenri Batari


Guru adalah cerminan masa depan bangsa. Suatu bangsa yang memiliki guru yang benar-benar mampu menjalankan fungsi sebagaimana mestinya akan memberikan kontribusi yang besar untuk menjadi bangsa yang maju dan berhasil, sebab gerak dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat. Ketika guru tidak lagi mampu menciptakan generasi yang baik maka akan memberikan pertanda kehancuran suatu bangsa.




Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan terutama oleh kualitas sumber daya manusianya baik yang menjadi pengambil keputusan, penentu kebijaksanaan, pemikir dan perencana maupun yang menjadi para pelaksana di sektor terdepan dan para pelaku fungsi kontrol atau pengawas pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur manusialah yang menggerakkan roda pembangunan tersebut. Oleh sebab itu harus menjaga kestabilan dan keseimbangan proses pembangunan dan meningkatkan dinamikanya agar target dan tujuannya tercapai.
Mengingat sumber daya manusia merupakan aset nasional yang mendasar dan faktor penentu utama bagi keberhasilan, maka kualitasnya harus ditingkatkan terus menerus sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta derap perkembangan pembangunan nasional. Sarana yang paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan yang berkualitas tinggi, baik dari segi proses maupun hasilnya.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 204). Pendidikan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk melakukan suatu proses. Proses inilah yang kemudian membuka peluang bagi seseorang dalam menyikapi kehidupannya.
Di sebuah seminar nasional, Iqbal Parewangi, seorang deklatator Forsa Pagi (Forum Bersama Putra-Putri Guru se- Indonesia) menyatakan bahwa pendidikan adalah The Miracle of Hoppeness. Menurut beliau pendidikan adalah keajaiban harapan. Pernyataan tersebut mendeskripsikan bahwa pendidikan menjanjikan banyak hal.
Sejalan dengan pemikiran itu, Dr. Hisyam Ihsan ketika membawakan materi pada seminar Konsep Pendidikan gratis mengemukakan bahwa pendidikan merupakan prasyarat kunci bagi pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentu keberhasilan seseorang, baik secara social maupun ekonomis. Nilai pendidikan berupa aset moral adalah bentuk kemampuan, kecakapan, keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dipandang sebagai suatu investasi. Pandangan ini diarahkan atas premis human capital (sumber daya manusia sebagai unsur modal). Berdasarkan premis tersebut, maka besarnya nilai biaya pendidikan dipandang sebagai investasi yang ditanam dalam pendidikan perlu memperhitungkan nilai manfaat (benefit) atau keuntungan di masa yang akan datang.
Setiap orang dapat memberikan pernyataan tentang pendidikan. Namun, pendidikan tidak menjadi berarti tanpa adanya guru. Gurulah yang menjadi promotor suksesnya pendidikan, gurulah yang memberikan variasi warna kepada pendidikan.

Guru adalah matahari
Guru adalah pencipta motivasi
Guru adalah pencetak generasi   
Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” memberikan pengertian bahwa guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih terdapat dilakukan orang di luar kependidikan. Inilah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena virus dan tercemar.
Seorang guru dituntut untuk professional. Segala bentuk kemampuan dan tingkah lakunya harus menunjukkan profesionalisme. Atribut keguruannya senantiasa terbawa-bawa, tidak saja dalam ruangan yang tersekat dinding dalam hal ini adalah kelas, tetapi dimanapun berada. Usman (1991: 4) mengelompokkan guru menjadi tiga jenis tugas, yakni (1) tugas dalam bidang profesi, (2) tugas kemanusiaan, (3) tugas dalam bidang kemasyarakatan.  Sekarang ini guru dituntut untuk memiliki  empat kompetensi dasar, yakni kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
Guru yang professional mampu mendidik dengan meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mampu mengajar dalam hal ini mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu melatih dan mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memeroleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih kepada era kontemporer ini.
Guru memberikan pengaruh yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian berkembang dan canggih, dengan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri.
Guru adalah cerminan masa depan bangsa. Suatu bangsa yang memiliki guru yang benar-benar mampu menjalankan fungsi sebagaimana mestinya akan memberikan kontribusi yang besar untuk menjadi bangsa yang maju dan berhasil, sebab gerak dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat. Ketika guru tidak lagi mampu menciptakan generasi yang baik maka akan memberikan pertanda kehancuran suatu bangsa.
Kenyataan ini seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru dalam menciptakan dan melakukan sebuah kreativitas, agar bangsa kita tidak menjadi sasaran empuk untuk dijajah lagi. Guru seyogianya menyadari eksistensi dan memahami perannya sebagai seorang guru dengan tidak memberikan perlakuan yang tidak mendidik.
Segala bentuk penghargaan yang diberikan kepada guru seharusnya menjadi motivasi untuk guru agar berdedikasi tinggi dengan menjaga amanahnya sebagai seorang guru dimana di tangannyalah terlahir generasi-generasi penerus cita-cita dan penyelamat bangsa.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar